Alhamdullilah Ramadhan 2022 masih dalam hitungan musim dingin sehingga pukul 20:20 sudah magrib jadi tak begitu berat seperti di musim panas yang mana jam 21:45 PM baru turun sunset.
Kali ini puasa terasa ringan karena aktivitas bervariasi dan saya pun lega karena lembaga pendidikan dan tempat tempat kursus sudah menerima murid dan kita sudah dapat beraktivitas kembali dan saya bisa meneruskan plan -B di agenda untuk dua tahun kedepan.
Di saat cafe break saya ikut kumpul bersama karyawan lainnya, yang mana umumnya pada bawa bekal dari rumah dan menikmati bekalnya. Selama dua minggu tak satu pun memperhatikan jika saya tak makan atau minum sampai suatu ketika ada yang membawa kue dan roti banyak untuk kita. Sebagai menghormati yang bawa kue saya bungkus dua roti sambil ngucap: “saya ambil 2 buat pulang.” Hal ini sebetulnya tidak sopan dan untungnya teman yang duduk di depan saya meluruskan sikap saya. “Buat nanti buka ya?” saya mengiyakan.
Toh bnyak juga orang Eropa yang tahu jika bulan ini april 2022 bulan suci ramadhan bagi umat islam dan mereka tidak mengomentari atau mengecam. sebab di agama mereka pun mereka diajarkan maknanya puasa. Karena sudah terbiasa maka puasa di Eropa bagi saya merupakan tantangan yang menarik buat menguji mental, jadi tak ada baper, lapar atau rasa tersinggung jika kita melihat orang makan di depan kita selagi puasa.
Ketika saya sudah niat puasa maka saya sudah tahu risiko dan manfaat dari puasa tersebut oeh karena itu saya juga harus tahu mana yang harus dihindari dan yang mana di jalankan. Buat apa saya nahan makan dan minum selama 16-17 jam/hari tapi sikap dan aklag yang tak baik masih terus dilakukan, dengan puasa seharusnya belajar lebih sabar dan dapat menahan nafsu, dll. jika hal hal itu tidak di ubah atau dibuang, bukan kah artinya puasa saya sia-sia!
Salam sejatera dan sehat selalu untuk Anda.